Shabu Shabu - Buka Mata. Shabu-shabu merupakan kelompok narkotika yg merupakan
stimulans system saraf dengan nama kimia methamphetamine hidrochloride, yaitu
turunan dari stimulan saraf amfetamin. Shabu shabu dikenal juga dengan julukan
lain seperti glass, quartz, hirropon atau ice cream, Shabu shabu umumnya berbentuk
Kristal berwarna putih seperti gula pasir atau vetsin (bumbu penyedap makanan).
Metamfetamin murni bentuknya seperti pecahan kristal kaca tdk berwarna. Rumus
kimianya adalah (S)-N-methyl-l-phenylpropan-2-amine (C10H15N) Dahulu
metamfetamin digunakan tentara ketika erperang
utk menghilangkan rasa takut & utk membuat lebih agresif, seperti pada
Perang Dunia yang digunakan oleh tentara Jerman, Rusia & Jepang.
Metamfetamin dibuat dari Amfetamin yg awalnya igunakan sebagai inhaler pernapasan (nasal decongestant
& bronchial inhaler) & senyawa ini aktif ekerja dalam waktu 6-8 jam. Bahan ini dapat
meningkatkan aktifitas & juga dipakai untuk menurunkan nafsu makan dalam
rangka menguruskan badan. Pada tahun 1950-an shabu shabu banyak digunakan utk keperluan
medis. Tetapi setelah diketahui berbahaya & dapat digunakan utk kejahatan,
maka sekarang penggunaan legalpun sangat ketat sekali.
PEMAKAIAN SHABU SHABU & EFEK PADA KESEHATAN
Shabu shabu dikonsumsi dengan cara membakarnya diatas
aluminium foil sehingga mengalir dr ujung yg satu keujung yg lain. Kemudian
asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yg didalamnya
berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring
pada waktu melewati air tersebut. Ada juga sebagian pemakai memilih membakar shabu
dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yg mungkin ditimbulkan aluminium
foil yg terhirup.
Shabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa
takut yang berlebihan), menjadi sangat ensitif
(mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yg sering berpikir tdk positif & halusinasi
visual. Masing masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yg berbeda.
Shabu mempunyai
pengaruh yg sangat kuat thd syaraf. Pengguna shabu
cenderung untuk menggunakan shabu dalam jumlah yg banyak dalam satu sesi & sukar
utk berhenti kecuali shabu yg dimiliki telah habis & pengguna juga akan selalu
merasa tergantung pada shabu tersebut.
Pengaruh pemakaian langsung dapat menyebabkan nafsu makan
berkurang, kecepatan napas & denyut jantung meningkat secara tdk normal,
demam tinggi, pupil melebar, rasa nyaman, energi & kepercayaan diri
meningkat secara tdk normal, susah tidur, hiperaktif & banyak bicara, mudah
panik, mudah tersinggung, mudah marah & agresif, pembuluh darah dapat pecah
& menyebabkan kematian.
Bila penggunaannya dalam jangka waktu yg lama dapat
menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh thd infeksi & penyakit, beresiko
tinggi kurang gizi, dapat mengalami gangguan jiwa, ketergantungan, keracunan thd
logam berat dr aluminium foil. Sedangkan bila pecandu mengalami gejala putus
obat menyebabkan cepat marah, tdk tenang/gelisah, cepat lelah, tdk bersemangat/ingin
tidur terus.
DIAGNOSA
Amfetamine dapat disalahgunakan melalui cara inhaler,
penyalahgunaan obat yg tdk rutin (occasional abuse), penyalahgunaan obat yg kronik
(chronic oral abuse), penyalahgunaan melalui intravena intravenous abuse).
Diagnosa biasanya berdasarkan :
Riwayat pengguna amfetamine & gambaran klinik dr intoksikasi
obat Simpatomimetik.
Pemeriksaan spesifik
Amfetamine dapat dideteksi melalui urine & cairan
lambung. Bagaimanapun kadar serum kuantitatif tdk berhubungan dengan beratnya efek
klinis. Amfetamin ditemukan sangat cepat setelah penggunaan dan dieksresi hanya dalam beberapa hari. Toksisitas sangat
kurang berhubungan dengan kadar dalam serum. Dilaporkan pula bahwa utk mendeteksi
penyalahgunaan amfetamine dapat diperiksa pada rambut manusia. Pada keringat
amfetamine dapat dideteksi segera setelah dikonsumsi. Saliva atau air liur
dapat digunakan pula sebagai bahan utk mendeteksi amfetamine. Tetapi kadar
obatnya jauh lebih rendah aripada dalam
urine, biasanya dapat digunakan pada keadaan toksik akut.
Pemeriksaan lain
Kadar elektrolit, glukosa, BUN & kreatinin, COK,
urinalisis, urine dipstick test utk memeriksa hemoglobin yg tersembunyi. EKG &
monitoring EKG, serta CT scan.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan thd toksisitas dr amfetamine bertujuan
untuk menstabilisasi fungsi vital, mencegah absorbsi obat yg lebih lanjut, mengeliminasi
obat yg telah diabsorbsi, mengatasi gejala toksik spesifik yang ditimbulkan &
disposisi. Toksisitas amfetamine kurang berhubungan dengan kadar dalam serum,
penatalaksanaan hanya berupa perawatan tdk spesifik berdasarkan gejala klinik yg
ditimbulkan.
1. Tindakan emergensi & suportif
a).Mempertahankan fungsi pernafasan
- - Terapi agitasi: Midazolam 0,05-0,1 mg/Kg IV perlahan-lahan atau 0,1 - 0,2 mg/kg IM; Diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV perlahan-lahan; Haloperidol 0,1-0,2/kg IM atau IV perlahan-lahan.
- Terapi kejang: Diazepam 0,1-0,2 mg/kg BB IV; Phenitoin 15-20 mg/kg BB infus dengan dosis 25-50 mg/menit; pancuronium dapat digunakan bila kejang tdk teratasi terutama dengan komplikasi asidosis dan atau rabdomiolisis
- Terapi coma : Awasi suhu, tanda vital & EKG minimal selama 6 jam
b. Terapi spesifik & antidotum, pada amfetamine tdk ada
antidotum khusus
c. Terapi hipertensi: phentolamine atau nitroprusside
d. Terapi takiaritmia: propanolol atau esmolol
e. Terapi hiperthermia: bila gejala ringan terapi dengan
kompres dingin atau sponging bila suhu lebih dr 40 C atau peningkatan suhu
berlangsung sangat cepat terapi lebih agresif dengan menggunakan
selimut dingin atau ice baths. Bila hal ini gagal dapat digunakan
Dantrolene. Trimethorfan 0,3-7 mg/menit IV melalui infus
f. Terapi hipertensi dengan bradikardi atau takikardi
bila ringan biasanya tdk memerlukan obat-obatan. Hipertensi berat (distolik
> 120 mmHg) dapat diberikan terapi infus nitroprusid atau obat-obat
lain seperti propanolol, diazoksid, khlorpromazine, nifedipin & fentolamin.
g. Gejala psikosa akut sebaiknya diatasi dengan
supportive environment dan evaluasi cepat secara psikiatri. Gejala yg lebih berat
dapat diberikan sedatif dengan khlorpromazin atau haloperidol.
2. Dekontaminasi
Dekontaminasi dr saluran cerna setelah penggunaan
amfetamine tergantung pada jenis obat yg digunakan, jarak waktu
sejak digunakan, jumlah obat & tingkat agitasi dr pasien. Pada pasien yg mempunyai gejala toksik tetapi keadaan
sadar berikan arang aktif 30-100 gr pada dewasa & pada anak-anak
1-2 gr/kg BB diikuti atau ditambah dengan pemberian katartik seperti sorbitol. Bila pasien koma lakukan kumbah lambung dengan
menggunakan naso atau orogastric tube diikuti dengan pemberian arang aktif.
(sumber : ik.pom.go.id/wp-content/uploads/2011/11/shabu-shabu.pdf)
Special Thanks to :
1. Allah SWT
2. Pengunjung
3. Pengiklan
4. GOOGLE.CO.ID
5. BLOGGER.COM
The item being reviewed
4
5
24
ARTIKEL TERKAIT:
0 comments:
Posting Komentar